BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehidupan itu adalah
suatu yang dinamis, dengan demikian setiap kehidupan akan senantiasa mengalami
perubahan, dan pada konteks manusia, maka manusiapun juga akan mengalami
perubahan, baik ia sebagai individu maupun masyarakat. Dan dalam perubahan yang
terjadi pada masyarakat (sebagai kumpulan dari individu-individu) bisa terjadi
dalam pola perilaku individu maupun organisasi, perubahan dalam norma sosial,
interaksi juga termasuk pendidikan.
Karena kehidupan itu
dinamis, maka perubahan yang terjadi adalah suatu fenomena yang lumrah atau
normal pengaruhnya bahkan bisa menjalar dan merambah kebagian belahan dunia
lain dengan cepat dan efektif karena didukung oleh kemajuan komunikasi yang
canggih dan modern. Penemuan-penemuan baru dibidang teknologi tanpa kita sadari
juga sangat mempengaruhi perubahan sosial yang juga akan berdampak pada
pendidikan.
Suatu perubahan sosial
yang terjadi sekecil apapun mungkin akan berakibat pada struktur kehidupan
masyarakat yang lainnya, isalnya pada perubahan gaya berpakaian akan
menghasilkan akbibat pada ekonomi masyarakat, karena suatu model yang tren akan
senantiasa diikuti masyarakat yang menyenangi model-model pakaian yang terbaru.
Sama halnya dampak dari perubahan sosial akan berakibat pada Pendidikan pada khususnya. Makalah berikut mencoba
menggali dampak dari perubahan sosial masyarakat terhadap Pendidikan .
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan
dari latar belakang diatas penulis menarik rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pemahamana mengenai perubahan
sosial budaya ?
2. Bagimana Pengaruh perubahan sosial
budaya terhadap pendidikan ?
C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan
makalah ini adalah :
1. Untuk memahami perubahan sosial budaya
?
2. Untuk mengetahui Pengaruh perubahan sosial budaya terhadap pendidikan ?
D. Metode Penulisan
Metode yang penulis
gunakan dalam penyusunan makalah ini yaitu dengan mengumpulkan informasi dari
berbagai buku dan browsing di internet
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Perubahan Sosial Budaya
Dinamika
perubahansosial budaya sekarang ini berlangsung
dengan sangat cepat. Dimulai dari sebelum masuknya era reformasi atau di
penghujung orde baru, riak itu terasa deras. Pasca jatuhnya kekuasaan orde
baru, berbagai peristiwa sosial berlangsung silih berganti dengan sangat cepat.
Pucuk pimpinan di tingkat nasional punsebelum Presiden Soesilo Bambang
Yudhoyono-tidak pernah ada yang mencapai waktu maksimal dua periode. Bahkan Gus
Dur dihentikan di tengah jalan.
Di tingkat
daerah-seiring otonomi daerah-dinamika yang kencang juga terjadi secara sporadic
di berbagai daerah di seluruh Indonesia. Isu-isu nasional seolah-olah sedang
berlomba-lomba dengan isu-isu lokal yang seakan tak mau kalah meriahnya.
Mengamati dinamika ini,
saya kira menjadi menarik untuk memprediksikan bentuk bangsa dan Negara ini ke depan.
Acuan yang digunakan adalah teori-teori tentang perubahan sosial yang secara
khsus mengamati berbagai fenomena dalam kehidupan sosial masyarakat.
Perubahan sosial budaya
adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam suatu
masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi
sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan
hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan.
Hirschman mengatakan bahwa kebosanan manusia sebenarnya merupakan penyebab dari
perubahan.
Perubahan sosial budaya
terjadi karena beberapa faktor. Di antaranya komunikasi; cara dan pola pikir masyarakat;
faktor internal lain seperti perubahan jumlah penduduk, penemuan baru,
terjadinya konflik atau revolusi; dan faktor eksternal seperti bencana alam dan
perubahan iklim, peperangan, dan pengaruh kebudayaan masyarakat lain.
Ada pula beberapa
faktor yang menghambat terjadinya perubahan, misalnya kurang intensifnya
hubungan komunikasi dengan masyarakat lain; perkembangan IPTEK yang lambat;
sifat masyarakat yang sangat tradisional; ada kepentingan-kepentingan yang
tertanam dengan kuat dalam masyarakat; prasangka negatif terhadap hal-hal yang
baru; rasa takut jika terjadi kegoyahan pada masyarakat bila terjadi perubahan;
hambatan ideologis; dan pengaruh adat atau kebiasaan.
Menurut kamus Besar
Bahasa Indonesia perubahan berarti hal (keadaan) berubah; peralihan;
pertukaran. Sedangkan sosial adalah hal yang berkenaan dengna masyarakat.
Perubahan sosial adalah berubahnya struktur atau susunan sosial
(kemasyarakatan) dalam suatu masyarakat. Perunahan tersebut merupakan gejala
umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap tatanan masyarakat, perubahan itu
juga terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin
berubah dari satu keadaan kepada keadaan lain yang lebih baik. Pudjiwati
Sajagyo mengutip pendapat Hirschman yang mengatakan bahwa kebosanan manusia
adalah penyebab suatu perubahan.
Manusia sering tidak
puas dan bosan pada satu keadaan dan berusaha untuk mencari cara atau
alternatif lainnya untuk menghilangkan kebosanannya dan menemukan cara baru
yang lebih menyenangkan, mudah dan murah. Bisa kita lihat pada revolusi
teknologi transportasi yang demikian canggih hingga berakibat pada perubahan
pola mobilisasi manusia.
Ruang lingkup perubahan
sosial meliputi unsur-unsur budaya materiil dan immateriil, artinya setiap
unsur budaya masyarakat yang bersifat materiil dan immateriil (sprituil) juga
rentan atau cendrung terhadap perubahan. Berbeda dengan apa yang disampaikan
oleh Kingsley Davis yang mengartikan perubahan sosial sebagai
perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat, sehingga
akan disebut suatu perubahan sosial kalau tatanan dan fungsi dalam masyarakat
yang berubah. Sebagai contoh ketika muncul persatuan pekerja atau organisasi
buruh yang dalam masyarakat kapitalis menyebabkan perubahan hubungan antara
pekerja dengan majikan yang kemudian berimplikasi juga pada berubahnya
organisasi ekonomi atau bahkan politik (pada negara tertentu ada yang berubah
menjadi partai politik, misalnya partai buruh di Inggris).
Soerjono Soekamto dalam
bukunya Sosiologi Suatu Pengantar, mengutip pendapat Gillin dan Gillin tentang
perubahan sosial sebagai suatu variasi dari suatu cara hidup yang telah ada dan
diterima dalam suatu masyarakat, baik karena perubahan-perubahan kondisi
geografis, kebudayaan material, komposisi (susunan) penduduk, ideologi ataupun
juga karena adanya difusi maupun penemuan-penemuan teknologi terbaru dalam
suatu masyarakat. Jadi jika suatu masyarakat mengadakan atau melakukan suatu
variasi atau cara lain dari kebiasaan yang sudah ada, maka hal itu dinamakan perubahan.
Konsep perubahan sosial
adalah fenomena yang rumit, dalam arti menembus ke berbagai tingkat kehidupan
sosial. Dan jika ada suatu defenisi tentang perubahan sosial yang mencakup
seluruh aspek kehidupan sosial, maka hal itu benar saja. Karena, pada keseluruhan
aspek kehidupan yang terjadi dalam susunan sosial, sistem sosial, dan
organisasi sosial masyarakat.
Dari beberapa pendapat
tersebut dapat dikatakan bahwa perubahan sosial yaitu perubahan yang terjadi
pada struktur dan fungsi dalam sistem sosial, yang mana termasuk didalamnya
aspek kebudayaan juga nilai-nilai, norma, kebiasaan, kepercayaan, tradisi,
sikap, maupun pola tingkah laku dalam suatu masyarakat. Atau jika kita melihat
adanya perbedaan keadaan yang terjadi sekarang dalam suatu masyarakat jika
dibandingkan dengan keadaannya dahulu, maka hal itu dapat dikatakan bahwa dalam
struktur sosial masyarakat tersebut telah berubah.
Banyak yang berpendapat
bahwa kecendrungan terjadinya suatu perubahan pada masyarakat merupakan
penomena yang wajar sebagai akibat dari pergaulan hidup, dan banyak pakar yang
mengemukakan pendapat bahwa perubahan sosial terjadi sebagai akibat adanya
perubahan yang terjadi dalam unsur-unsur yang mempertahankan keseimbangan dalam
suatu masyarakat, seperti perubahan ekonomi, kebudayaan dan teknologi, politik,
geografis dan sebagainya, yang pada dasarnya bermuara pada kesimpulan bahwa
perubahan merupakan suatu mata rantai kejadian yang melingkar dan tidak
terputus.
Pada term norma dan
perubahan sosial, maka jika norma adalah dasar dari keteraturan kehidupan
sosial, maka perubahan sosial, yakni yang merupakan perubahan dalam struktur
masyarakat, terjadi sebagai akibat dari perubahan dalam norma-norma sosial
tersebut. Sehingga ketika norma dalam suatu struktur masyarakat telah berubah
maka perubahan dalam masyarakat tersebut telah terjadi.
Pendapat Pitirim A.
Sorokin yang meragukan kebenaran akan adanya lingkaran-lingakran perubahan
sosial, namun perubahan tetap ada dan yang paling penting adalah lingkaran
terjadinya gejala-gejala sosial harus dipelajari, dan dengan jalan tersebut
barulah dapat diperoleh suatu generalisasi tentang lingakran perubahan sosial
tersebut.
Sebelum membahas
pengertian Pendidikan , perlu kita mengetahui dahulu tentang arti pendidikan,
menurut Badan PBB yang bernama UNESCO bahwa pendidikan adalah usaha sadar yang
dilakukan manusia dewasa untuk mengembangkan kemampuan anak memalui bimbingan,
mendidik dan latihan untuk peranannya di masa depan. Pendidikan merupakan
proses memberdayakan atau juga mengembangkan potensi setiap manusia, usaha
mewujudkan potensi kreatif dan tanggungjawab kehidupan termasuk tujuan
pribadinya.
Adapun Pendidikan yaitu sistem pendidikan yang dapat memberikan
kemampuan kepada seseorang untuk memimpin kehidupannya sesuai dengan cita-cita
dan nilai-nilai Islam yang telah menjiwai dan mewarnai kepribadiannya.
Pengertian lainnya mengatakan bahwa Pendidikan
merupakan pewarisan dan perkembangan budaya manusia yang bersumber dan
berpedoman pada ajaran Islam sebagai yang termaktub dalam al-Qur’ân dan
terjabar dalam Sunnah Rasul, jadi yang dimaksudkan dengan Pendidikan adalah dalam rangka terbentuknya kepribadian
utama menurut ukuran-ukuran Islam Dengan
demikian ciri yang membedakan antara Pendidikan
dengan pendidikan lain, yaitu adanya penggunaan ajaran Islam sebagai
pedoman dalam proses pewarisan dan pengembangan budaya ummat manusia atau
masyarakat tersebut.
Dapat dikatakan bahwa
seseorang yang mendapatkan Pendidikan
harus mampu hidup dalam kedamaian dan kesejahteraan sebagaimana
diharapkan oleh cita-cita Islam, dengan kata ketika seseorang yang menerima
Pendidikan maka ia menjalankan
kehidupannya sesuai dengan koridor ajaran Islam, yaitu al-Qur’ân dan Hadits.
Dengan demikian pengertian Pendidikan
adalah suatu sistem pendidikan yang mencakup seluruh aspek kehidupan
yang diperlukan seorang hamba Allah, sebagaimana Islam telah menjadi pedoman
dalam seluruh aspek kehidupan manusia, baik yang bersifat duniawi dan terlebih
ukhrawi.
B. Pengaruh Perubahan Sosial Budaya
Terhadap Pendidikan
Aspek sosial dalam
pendidikan sangat berperan pada pendidikan begitu pun dengan aspek budaya dalam
pendidikan. Malah dapat dikatakan tidak ada pendidikan yang tidak dimasuki
unsur budaya. Materi yang dipelajari anak-anak adalah budaya, cara belajar
mereka adalah budaya, begitu pula kegiatan-kegiatan mereka dan bentuk-bentuk
yang dikerjakan juga budaya. Berikut akan dibahas mengenai sosial dan budaya
pada pendidikan, sebagai berikut :
1. Sosiologi dan Pendidikan
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia
dalam
kelompok-kelompok dan
struktur sosialnya. Dalam sosiologi, perilaku manusia bertalian dengan
nilai-nilai. Sosiologi berpandangan bahwa perilaku itu tidak bebas, melainkan
mengikuti pola yang kontinu dan diatur oleh nilai-nilai yang ada di masyarakat.
Secara garis besar ada empat sumber nilai, yaitu norma-norma, agama, peraturan
dan perundang-undangan, dan pengetahuan. Sekolah-sekolah harus memperhatikan
pengembangan nilai-nilai ini pada anak-anak di sekolah. Wuradji mengatakan (1)
sekolah sebagai kontrol sosial, yaitu untuk memperbaiki kebiasaan-kebiasaan
jelek pada anak-anak kala di rumah maupun di masyarakat dan (2) sekolah sebagai
pengubah sosial, yaitu untuk menyeleksi nilai-nilai, menghasilkan warga negara
yang baik, dan menciptakan ilmu serta teknologi baru.
Untuk mewujudkan
cita-cita pendidikan sangat membutuhkan bantuan sosiologi. Konsep atau teori
sosiologi memberi petunjuk kepada guru-guru tentang bagaimana seharusnya mereka
membina para siswa agar mereka bisa memiliki kebiasaan hidup yang harmonis, bersahabat, dan akrab
sesama teman.
Pendidikan adalah suatu
bentuk dari perwujudan seni dan budaya manusia yang terus berubah (berkembang)
dan sebagai suatu alternatif yang paling rasional dan memungkinkan untuk
melakukan suatu perubahan atau perkembangan. Dan sebagaimana telah dikemukakan
sebelumnya bahwa perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi pada struktur
dan fungsi dalam sistem sosial, yang mana termasuk didalamnya adalah
pendidikan, karena pendidikan ada dalam masyarakat, baik itu pendidikan formal,
informal, maupun non formal (ada istilah lain yang menyebutkan ketiga istilah
tersebut, yaitu pendidikan sekolah dan pendidikan luar sekolah), dan perubahan
sosial yang terjadi dalam suatu masyarakat sangat berpengaruh terhadap pendidikan,
dan tidak terkecuali Pendidikan.
2. Kebudayaan dan Pendidikan
Kebudayaan menurut
Taylor adalah totalitas yang kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan,
seni, hukum, moral, adat, dan kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan
yang diperoleh orang sebagai anggota masyarakat (Imran Manan, 1989)
Hassan (1983) misalnya
mengatakan kebudayaan berisikan : (1) norma-norma, (2) folkways yang mencakup
kebiasaan, adat, dan tradisi, dan (3) mores. Sementara itu Imran Manan (1989)
menunjukkan lima komponen kebudayaan sebagai berikut : (1) Gagasan, (2)
Ideologi, (3) Norma, (4) Teknologi, dan (5) Benda. Agar menjadi lengkap, perlu
ditambah beberapa komponen lagi yaitu : (1) Kesenian, (2) Ilmu dan (3)
Kepandaian.
Kebudayaan dapat
dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu : (1) Kebudayaan umum, misalnya
kebudayaan Indonesia, (2) Kebudayaan daerah, misalnya kebudayaan Jawa, Bali,
Sunda, Nusa Tenggara Timur dan sebagainya dan (3) Kebudayaan popular,
yaitu suatu kebudayaan yang masa berlakunya rata-rata
lebih pendek daripada kedua macam kebudayaan terdahulu.
Fungsi kebudayaan dalam
kehidupan manusia adalah : (a) Penerus keturunan dan pengasuh anak, (b)
Pengembangan kehidupan berekonomi, (c) Transmisi budaya, (d) Meningkatkan iman
dan takwa kepada Tuhan Yang Maha esa, (e) Pengendalian sosial, (f) Rekreasi
Perubahan kebudayaan
disebabkan oleh : (a) Originasi atau penemua-penemua baru, (b) Difusi atau
percampuran budaya baru dengan budaya lama, (c) Reinterpretasi atau modifikasi
kebudayaan agar sesuai dengan keadaan zaman.
Upaya bangsa Indonesia
untuk memberantas kebodohan dengan mewajibkan pendidikan dasar sembilan tahun
adalah satu upaya untuk mempersiapkan masyarakat dalam menghadapi
perubahan-perubahan yang terjadi. Seiring dengan berubahnya kebutuhan
masyarakat akan pendidikan yang mampu membekali diri mereka dengan pengetahuan
dan keterampilan yang nantinya dpat digunakan atau dipraktikkan dalam kehidupan
nyata, maka perubahan sosial sebagai akibat dari perubahan orientasi pendidikan
juga akan terjadi.
Jika kita melihat
perubahan sosial sebagai dampak dari berkembangnya teknologi adalah dengan
sangat mudahnya mengakses internet yang bagi masyarakat yang tidak agamis dapat
digunakan untuk hal-hal yang negatif, kita juga bisa menyaksikan banyaknya
kecurangan-kecurangan, ketidak jujuran, dan banyak perbuatan negatif yang
bertentangan dengan norma agama Islam sebagai dampak dari perubahan sosial,
karenanya sangat diperlukan sistem Pendidikan
yang dapat mempersiapkan manusia (masyarakat) untuk tidak melakukan
perbuatan tersebut.
Dampak lain dari
terjadinya perubahan sosial terhadap Pendidikan
adalah dengan terus dikembangkannya kurikulum yang mampu menjawab
tantangan perubahan, juga berdampak pada perubahan sistem manajemen pendidikan
yang berorientasi pada mutu (quality oriented), yaitu tuntutan akan peningkatan
kualitas pembelajaran yang berkelanjutan menuju kepada pembelajaran unggul
sehingga menghasilkan output yang berkualitas.
Perubahan sosial yang
terjadi pada suatu masyarakat sangat berpengaruh pada pendidikan dan Pendidikan pada khususnya, namun tidak semua perubahan
sosial yang terjadi berdampak positif, tetapi ada juga perubahan sosial yang
menghasilkan akbit buruk bagi dunia Pendidikan , berikut sisi positif dan
negatif dari suatu perubahan sosial terhadap Pendidikan :
1. Dampak positif
Sisi positif dari
sebuah perubahan sosial bagi Pendidikan
adalah dapat meningkatnya taraf Pendidikan dalam kehidupan masyarakat sehingga dapat
menghasilkan manusia yang siap menghadapi perubahan sosial tersebut dengan
mengacu pada ajaran-ajaran Islam.
2. Dampak negatif
Sedangkan dari sisi
negatif dari suatu perubahan sosial terhadap Pendidikan adalah ketidaksiapan Pendidikan menerima perubahan yang begitu cepat dan
drastis, artinya lembaga Pendidikan
harus lebih siap dalam menghadapi perubahan sosial yang semakin
berkembang dan terus menerus berubah.
Apalagi dengan
berkembangnya teknologi yang begitu pesat yang membuat banyaknya pengaruh
budaya dari luar yang merasuk pada kehidupan dan cara hidup anak-anak muslim.
Siaran televisi dan akses internet yang sudah bisa dilakukan dimana saja,
menjadi tantangan tersendiri bagi Pendidikan
untuk mengantisipasinya, jika Pendidikan
tidak siap terhadap perubahan tersebut maka, Pendidikan akan tergusur, tetapi tidak jika para pegiat
Pendidikan senantiasa berinnovasi dan
berkreasi dalam mengantisipasi perbuhan tersebut, dengan tentunya tidak
terlepas dari tuntunan ajaran Islam.
Pengaruh perubahan
sosial yang lainnya terhadap Pendidikan
adalah terjadinya transformasi pemikiran dalam Pendidikan, seiring
dengan perubahan-perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat. Sehingga
Pendidikan juga mengalami perubahan. Hal
ini terjadi karena adanya persepsi bahwa Islam sebagai penghambat perubahan,
Islam dituduh sebagai tatanan nilai yang tidak bisa berdampingan dengan
kemajuan dan sains modern. Jelas semua anggapan tersebut salah karena ajaran
Islam sangat sesuai dengan perkembangan zaman dan mendukug perkembangan sains
(sains yang value bound, bukan yang free of value), karena pada hakekatnya perkembangan
dan kemajuan sains harus sesuai dengan harkat dan martabat manusia.
Dalam hal yang lebih
kongkrit pengaruh perubahan sosial terhadap Pendidikan adalah ketika perubahan sosial membawa kepada
perbaikan ekonomi masyarakat dan menuntut mereka untuk memenuhi kebutuhan akan
hasil teknologi seperti komputer/laptop, maka ketika seorang anak yang mendapat
tugas dari gurunya untuk membuat karya tulis sederhana yang bahannya tersedia
lewat internet, maka secara langsung dan jelas perubahan sosial.
Kita juga melihat
perkembangan lembaga Pendidikan yang
berorientasi pada IPTEK sebagai hasil dari berubahnya masyarakat, sehingga
banyak visi sekolah/madrasah yang mengedepankan orientasi IPTEK, karena disisi
lain masyarakat juga menuntut lembaga pendidikan yang mengikuti perkembangan
dan mampu mempersiapkan anak mereka untuk menghadapi masa depan. Jelas, bahwa
perubahan sosial yang terjadi sangat berdampak pada Pendidikan .
Pesantren modern adalah
salah satu bentuk lembaga Pendidikan
yang mencoba mengakomodasi keinginan masyarakat akan mutu manusia yang
beriman sekaligus juga berwawasan keilmuan, sehingga selain dipelajari bahasa
Arab sebagai modal utama dalam mengkaji ilmu keislaman dari sumber yang
menggunakan bahasa Arab, juga bahasa asing dunia lainnya terutama bahasa
Inggris sebagai antisipasi terhadap perubahan sosial yang mengedepankan
kemampuan individu yang komprehensif.
Bahkan banyak
sekolah/madrasah yang diberi lebel “Model” yang oleh pemerintah disiapkan untuk
membentuk dan menyiapkan sumber daya manusia yang Islami sekaligus tidak gagap
teknologi dan ilmu pengetahuan.
Dalam sejarah lembaga
Pendidikan juga berubah atau berkembang
menurut keadaan masyarakat, kalau pada saat Islam masuk dan berkembang di
Nusantara, Islam diajarkan melalui lembaga surau, namun ketika masyarakat
berubah, maka Islam sekarang juga diajarkan melalui pendidikan formal (jalur
sekolah).
Perubahan sosial budaya
yang terjadi di lingkungan dapat saja mempengaruhi pelaksanaan prinsip-prinsip
Pendidikan di masayarakat tersebut,
karena prinsip-prinsip tersebut bisa saja tidak berjalan dengan baik karena
perubahan sosial yang terjadi, misalnya berubahnya pola pikir masyarakat dari
orientasi agama kepada orientasi dunia kerja, sehingga Pendidikan dimasayarakat sering kali terpinggirkan, menjadi
marjinal, dan tidak menjadi pilihan pertama.
Hal tersebut juga
mungkin saja dikarenakan bahwa lembaga pendidikan yang melaksanakan
Pendidikan di masayarakat tidak
mengantisipasi perubahan sosial tersebut, karena bisa saja Pendidikan dimasayarakat mempersiapkan SDM/lulusan yang
siap kerja dan siap membuka lapangan pekerjaan.
BAB
III
PENUTUP
A. Simpulan
Perubahan sosial budaya
adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam suatu
masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi
sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan
hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan.
Hirschman mengatakan bahwa kebosanan manusia sebenarnya merupakan penyebab dari
perubahan.
Menurut kamus Besar
Bahasa Indonesia perubahan berarti hal (keadaan) berubah; peralihan;
pertukaran. Sedangkan sosial adalah hal yang berkenaan dengna masyarakat.
Perubahan sosial adalah berubahnya struktur atau susunan sosial
(kemasyarakatan) dalam suatu masyarakat. Perunahan tersebut merupakan gejala
umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap tatanan masyarakat, perubahan itu
juga terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin
berubah dari satu keadaan kepada keadaan lain yang lebih baik. Pudjiwati
Sajagyo mengutip pendapat Hirschman yang mengatakan bahwa kebosanan manusia
adalah penyebab suatu perubahan.
Perubahan sosial budaya
yang terjadi di lingkungan dapat saja mempengaruhi pelaksanaan prinsip-prinsip
Pendidikan di masayarakat tersebut,
karena prinsip-prinsip tersebut bisa saja tidak berjalan dengan baik karena
perubahan sosial yang terjadi, misalnya berubahnya pola pikir masyarakat dari
orientasi agama kepada orientasi dunia kerja, sehingga Pendidikan dimasayarakat sering kali terpinggirkan,
menjadi marjinal, dan tidak menjadi pilihan pertama
Aspek sosial dalam
pendidikan sangat berperan pada pendidikan begitu pun dengan aspek budaya dalam
pendidikan. Untuk mewujudkan cita-cita pendidikan sangat membutuhkan bantuan sosiologi.
Konsep atau teori sosiologi memberi petunjuk kepada guru-guru tentang bagaimana
seharusnya mereka membina para siswa agar mereka bisa memiliki kebiasaan hidup yang harmonis, bersahabat, dan akrab
sesama teman.
B. Saran
Kepada semua stake
holder disekolah agar senantiasa melakukan inovasi dalam pendidikan guna
mengantisipasi tuntutan masyarakat akan sekolah yang baik dengan indikasi bahwa
sekolah tersebut tanggap terhadap perubahan sosial yang terjadi sebagai akibat
dari kemajuan teknologi yang pesat.
DAFTAR PUSTKA
Arifin, H. M. , Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2003)
Berry, David, Pokok-Pokok Pikiran dalam Sosiologi,
(Terj. Paulus Wirutomo, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2003)
Fauzan, 2009, Landasan Sosial
Budaya Sosial Budaya Pendidikan, http://defauzan.wordpress.com, di akses 18-03-2011.
Tirtosudarmo, Riwanto, Dinamika Pendidikan dan Ketenagakerjaan
Pemuda di Indonesia, (Jakarta: PT. Gramedia Widiasarma Indonesia,
1994)
Wahyu, Dr. H., MS, Memahami Perubahan Sosial: Aplikasi Teknik
Pengendalian dan Analisis Lingkungan Organisasi, (Banjarmasin;
Makalah Disampaikan pada Acara Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa Regional
Kalimantan, tgl. 2 s.d. 6 September 2007)
Yasmadi, Modernisasi Pesantren (Kritik Nurcholish Madjid Terhadap Pendidikan Islam
Tradisional), (Jakarta: Quantum Teaching, 2004)